Monday, July 13, 2009

Produksi Frame Foto

Setelah bekerja selama tujuh tahun untuk sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor handicraft export khas Lombok, Zaenal Mutaqin memilih untuk memulai bisnis wooden handicraft kecilnya sendiri. “Saya pilih untuk jadi bos kecil, daripada jadi kuli besar,” katanya memberi alasan mengapa ia mendirikan bisnis handicraft shop kecil-kecilan di rumahnya, di daerah Ciputat, Tangerang.

Pada tahun 2004, Zaenal melepas pekerjaan lamanya. Dengan modal export shop sekitar Rp50 juta, pria kelahiran Pekalongan, 9 November 1972 ini mendirikan Salma Craft. Nama “Salma” diambil dari nama putri bungsunya, anaknya yang kedua. Sesuai dengan pengalaman yang didapatnya dari pekerjaannya sebelumnya, Zaenal memilih untuk fokus pada pembuatan produk-produk kerajinan tangan wooden export.
“Saya pilih untuk berbisnis handicraft wooden shop berdasarkan pengalaman saya. Karena saya sudah tahu produk seperti apa yang disukai pasar, dan saya cukup tahu celah-celah pasar handicraft export,” paparnya.

Produksi Boks dan Frame
“Salma Craft memproduksi wooden handicraft boks dan frame foto,” kata Zaenal. Produk handicraft shop buatannya terbilang unik, yakni export shop bingkai foto berhias topeng dan rempah-rempah. “Itu yang jadi ciri khas produk Salma. Frame foto wooden export buatan wooden shop dihiasi rempah-rempah. Produk handicraft seperti itu masih jarang di pasaran dan jadi unggulan kami,” tuturnya. Pameran kerajinan tangan dan buku diakui Zaenal sebagai sumber inspirasinya dalam mengembangkan produk.

Di bagian produksi, Zaenal mempekerjakan beberapa orang karyawan. “Untuk produksi frame, saya punya tiga orang karyawan. Tapi kerja mereka tidak tetap atau karyawan lepas. Mereka bekerja sesuai order,” jelasnya. “Sedang untuk produksi boks, saya punya empat karyawan tetap.”

Menurut Zaenal, setiap bulannya, Salma bisa memproduksi sekitar 300 aneka bingkai foto. Sementara jumlah produksi boks per bulan bisa mencapai sekitar 3.000 buah.
Dia menjual produk-produk buatannya berdasarkan ukuran dan bahannya. “Untuk boks, harganya disesuaikan dengan ukuran dan bahan kertasnya. Range harganya berkisar antara Rp5.000 sampai Rp50.000. Sementara harga frame-nya, mulai dari yang kecil Rp95.000 sampai Rp350.000,” jelasnya.

http://www.qbheadlines.com/

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

No comments:

Post a Comment