Friday, February 4, 2011

Pose Dalam Foto Pernikahan


foto pernikahan
Pose klasik adalah gambar yang menangkap seorang atau sekumpulan orang.

Kalau kita melihat-lihat album foto pernikahan jaman dahulu milik orangtua kita, bisa jadi sebagian besar-kalau tidak semuanya-merupakan gambar-gambar klasik. Foto pose ini sekarang sudah tidak lagi menuntut Anda untuk berdiri tepat di depan kamera dan berdesis “cheese!” melainkan dapat dimodifikasi sehingga menjadi gaya yang lebih aktraktif. Obyeknya dapat Anda sendiri, Anda dan pasangan, bersama orangtua, atau kerabat dan teman-teman Anda lainnya.

Pose klasik tidak memiliki pesan apa-apa. Ia tidak punya kedalaman menceritakan latar belakang dan setting acara pernikahan itu. Pose klasik cenderung sebagai mesin absensi otomatis dan alat pendeskripsi profil seseorang. Anda bisa mendapati siapa saja yang hadir di acara itu sekaligus betapa buruknya make up teman Anda waktu berfoto bersama. Namun, bukan berarti pose ini tidak penting. Pose klasik punya efek makna yang dalam. Sebagai alat pendeskripsi profil, ia juga sangat dibutuhkan dalam album pernikahan, terlebih jika kelak anak Anda melihatnya.

> Pose ilustratif memasukkan latar belakang bersama subjek fotonya (foto candid).

Secara natural kamera akan menangkap kegiatan Anda bersama lingkungannya. Pengambilan gambar yang berjarak sering dilakukan untuk mendapatkan pose ilustratif yang baik. Karena momen tersebut bisa kapan saja, sebaiknya Anda betul-betul tanggap terhadap keadaan. Sebagai tambahan pada kecantikan dan ketampanan si pengantin, pose ilustratif menyuguhkan banyak informasi bagi pemandangnya untuk berkontemplasi karena ia juga bercerita tentang keadaan dan suasana pesta.

> Pose fashion menggambarkan sekaligus ekspresi, karakter, dan makna.

Tipe ini akan sangat menarik perhatian karena gaya dan ketidakbiasaannya. Kesatuan citra dibutuhkan dalam foto ini. Berfoto siluet dengan pasangan Anda berlatarkan cahaya matahari bisa sangat mengagumkan, sementara senyum Anda ketika pemasangan cincin dalam gambar close-up merupakan ekspresi yang indah. Lagi, waktu Anda berlari mengangkat gaun depan Anda dan ketika Anda berdiri berkacak pinggang memegang rangkaian bunga di pundak akan memberikan karakter kuat pada foto jenis ini. Intinya pada hal-hal yang tidak biasa ditangkap kamera. Kadang ada sebuah foto yang mengabadikan tangan Anda berdua saja. Atau ketika si dia memejamkan mata waktu prosesi siraman.

Ketidakbiasaan ini seharusnya bisa langsung ditangkap sebagai momen fashion oleh seorang fotografer. Tapi, Anda perlu untuk memberi keleluasaan mereka bereksplorasi terhadap banyak ruang dan momen saat pesta. Nantinya, Anda sendiri menemukan banyak sekali hal-hal tidak biasa yang tertangkap kamera.

> Nir-pose menangkap detail terkait tanpa subjek ikut serta di dalamnya.

Untuk beberapa alasan, album foto pernikahan Anda juga akan terlihat menarik ketika makanan perasmanan yang berderet berwarna-warni diabadikan. Rangkaian bunga di tengah-tengah ruangan pesta, kartu undangan, pergola, cincin kawin, kursi-kursi kosong, Alkitab, sampai sunset menggantikan subjek hidup di foto jenis ini. Tidak lebih dari memberi warna pada album pernikahan. Benda-benda penunjang yang diekspos sedemikian rupa bisa berbicara dengan sendirinya. Ia juga akan menceritakan tema pesta dan memberi ruang ‘nafas’ sewaktu membolak-balik koleksi foto pernikahan Anda.

Sekali lagi, fotografer profesional paham dengan hal ini. Anda cukup membiarkan mereka berkreasi apa adanya. Kini saatnya Anda bercerita apa-apa yang ada di pesta sakral itu tanpa sepatah katapun keluar dari mulut Anda. Menyampaikan pesan visual semacam ini tentunya menjadi mudah kalau kelengkapan enkripsinya dipenuhi.

Keempat pose di atas adalah semacam “obat kuat nan mujarab” yang mengubah gambar menjadi pesan yang disampaikan lewat citra, kemudian memberi kesan pada penikmatnya lalu biarkan saja orang lain berkomentar tentang foto pernikahan Anda.

semarangwedding.com

No comments:

Post a Comment