Thursday, June 18, 2009

Memulai Bisnis Laundry Pakaian

Menggarap bisnis yang sarat pemain sudah pasti dibutuhkan strategi jitu agar tetap menjadi yang terdepan. Itulah yang dilakukan Aditya J Trituranta, orang yang pertama kali memperkenalkan jasa Laundri Kiloan. Strategi tersebut kini diikuti oleh ratusan pemian di bisnis laundry.

Saat ini bisnis laundry banyak diminati. Pergeseran gaya hidup masyarakat disertai peningkatan kebutuhan berdampak pada aktifitas yang semakin padat. Tak pelak kadang-kadang kegiatan mencuci berubah menjadi urusan pelik yang secara kasat mata merupakan peluang bagi bisnis jasa satu ini.

Aditya J. Trituranta, salah satu pemain usaha laundry, juga sepakat akan prospek cerah yang dimiliki usaha laundry. Bahkan mengutip filosofi Jawa yang amat populer, apabila diurutkan kebutuhan utama manusia meliputi sandang (pakaian), baru pangan (makanan), dan kemudian papan (tempat tinggal). Maknanya, orang pertama kali akan mementingkan pakaian sebelum kebutuhan lain-lain.

Sementara itu seiring meningkatnya standar hidup masyarakat, maka penampilan yang ditunjang oleh pakaian bagus, bersih dan rapi akan semakin mendapatkan perhatian. Jasa cuci laundri makin memperoleh tempat karena orang-orang di perkotaan umumnya lebih memilih sesuatu yang bersifat praktis, misalnya lebih suka memanfaatkan jasa cuci laundri ketimbang menggaji pembantu. Lagi pula, misalkan mencuci sendiri pun, akibat terbatasnya lahan di perumahan orang tidak leluasa menempatkan jemuran pakaian.

Apabila sebelumnya masyarakat hanya mengenal usaha laundry high class, lebih ke belakang mulai kenal laundry kiloan dengan pangsa pasar utama mahasiswa. Bisnis ini pertama kali diperkenalkan oleh Adit di kota Yogyakarta dengan nama Ben Resik tahun 2002. Sejak itu ternyata bisnis laundry kiloan diikuti banyak pemain lain sehingga terus berkembang dan menjamur ke kota-kota lain. Pangsa pasarnya pun bergeser, tidak hanya khusus melayani mahasiswa, tetapi juga merambah ke perumahan, apartemen, serta perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa cuci laundry seperti hotel, restoran, rumah sakit, salon/ spa, dan lain sebagainya.

Sebagai pioner bisnis laundri kiloan (tepatnya 5 kiloan), Adit sudah tentu juga tidak berhenti begitu saja. Setelah mengembangkan bisnis di Yogyakarta, bulan November 2003 karyawan maskapai penerbangan nasional itu mencoba membuka peruntungan di Jakarta. Meski tetap memakai konsep sama, laundry 5 kiloan, namun pasar yang dibidik jauh berbeda, keluarga kelas menengah ke atas. Konsekuensinya standar kualitas layanan harus diubah pula layaknya usaha laundry profesional yang berkelas, jadi tidak cukup dikelola dengan konsep seperti diperuntukkan bagi mahasiswa. Agar lebih keren, namanya juga bukan lagi Ben Resik melainkan Easy Clean House of Laundry.

“Mungkin perlu dicatat bahwa laundry kiloan ini bukan bisnis yang murahan. Asal dikelola dengan baik kualitas hasilnya sama dengan bisnis laundry lainnya. Selama ini kalau saya lihat di mailing list, ada yang menyebutkan laundry kiloan sangat sensitif dengan harga.

Diceritakan, awal di Jakarta tahun 2003 bisnis laundry sistem kiloan nyaris belum dikenal oleh pelanggan sehingga kasus yang dialami hampir serupa dengan di kota pelajar seprti laundry bandung. Pertama kali, Adit mesti melakukan upaya-upaya edukasi, baik secara lisan atau pun melalui brosur, spanduk, media komunitas, dan media internet. Dan akhirnya setelah sukses di satu tempat, pada tahun 2006 ia sudah membuka satu cabang yang juga merupakan pilot project kerja sama dengan tiga produsen produk ternama Electrolux, Rinso Matic, dan Molto.

majalahpengusaha.com

Temukan informasi lainnya di Usaha Laundry - Laundry Kiloan - Bisnis Laundry - Cuci Laundri - Laundry Bandung - Laundri Kiloan - Cuci Laundry hanya di 88db.com

No comments:

Post a Comment