Monday, April 13, 2009

ikebana indonesia

Siapa yang tak ingin rumahnya di pajang rangkaian bunga indah, sebenarnya tak sulit mencari florist bunga yang menyediakan bunga jakarta maupun bunga impor rata rata florist decoration memang menyediakan jasa ini.

Tetapi terkadang jasa yang disediakan florist decoration dalam menyediakan merangkai bunga jakarta terkadang harganya memang mahal. Daripada membayar florist decoration ada baiknya kita merangkai sendiri baik dari bunga segar maupun bunga kering, dan biasanya penggunaan bunga kering ini supaya awet rangkaian bunganya. Florist bunga juga rata rata menyediakan bunga kering karena permintaan terhadap florist jakarta akan bunga kering juga tinggi, biasanya florist jakarta menyediakan bunga kering untuk merangkai ikebana yang akan di pajang cukup lama

Bunga segar sebagai bagian dari tumbuhan telah digunakan sejak zaman dahulu untuk berbagai ritual, baik sebagai persembahan kepada dewa ataupun sesajian untuk arwah para leluhur. Namun, dari sekian banyak ritual yang menggunakan bunga segar, mungkin hanya jepanglah yang dapat mempertahankan dan mengubahnya menjadi sebuah kebudayaan bernilai seni tinggi, yang dewasa ini dikenal dengan sebutan ikebana.

Pengertian Ikebana

Kata ikebana merupakan gabungan dari kata ‘ike’ yang berari ‘hidup’ atau ‘tumbuh’ dan kata ‘hana/ bana’ yang berarti ‘bunga’. Jadi, secara etimologi ikebana berarti ‘bunga hidup’. Secara populer, ikebana diterjemahkan sebagai ‘seni merangkai bunga’.

Rangkaian bunga ikebana tidak hanya disusun oleh bunga saja. Daun, buah, rumput dan ranting juga menjadi unsur penting dalam ikebana. Bahkan plastik, kaca dan logam juga dipergunakan dalam ikebana kontemporer. Semua unsur-unsur tersebut dirangkai sedemikian rupa dengan memperhatikan cara merangkai, ukuran, tekstur, volume, warna, jambangan, tempat dan waktu merangkai bunga tersebut sehingga dapat dihasilkan rangkaian bunga yang indah dan bernilai seni tinggi.

Ikebana Tradisional

Pada awalnya ikebana adalah rangkain bunga yang dipersembahkan kepada Budha dan roh leluhur. Saat itu, rangkaian ikebana masih sangat sederhana karena hanya terdiri dari 3 tangkai bunga saja yang ditancapkan sedemikian rupa secara simetris. Tangkai utama yang paling panjang di tengah-tengah, sedangkan 2 tangkai lainnya yang lebih pendek di kiri-kanannya. Pada awal abad 17, rangkaian bunga untuk persembahan tersebut berkembang menjadi gaya rikka (bunga berdiri) yang diciptakan oleh seorang biksu Budha dari Sekolah Ikenobo. Tangkai utama pada gaya ini melambangkan surga atau kebenaran, sedangkan 2 tangkai lainnya melambangkan alam (kehidupan).

Tak lama setelah gaya rikka berkembang dan semakin komplek, muncul gaya lain yang sangat sederhana, yaitu nageire yang artinya melemparkan atau membuang. Nageire ini merupakan rangkaian bunga bergaya bebas. Dalam nageire ini rangkaian ikebana-nya terdiri atas 1 atau 2 tangkai saja yang diletakkan secara apik pada sebuah jambangan kecil sebagai hiasan pada saat chanoyu (upacara minum teh). Rangkaian bunga untuk minum teh ini juga dikenal dengan istilah chabana.

Biksu dan golongan bangsawan adalah segelintir orang yang pada awalnya mempraktikan ikebana, tetapi pada abad 18 secara luas juga dipraktikan oleh golongan samurai dan para pedagang. Hal ini tidak dapat lepas dari stabilitas keamanan dan perkembangan perekonomian Jepang yang semakin baik. Kekomplekan dan kekakuan gaya rikka mendorong lahirnya gaya lain yaitu gaya shoka atau seika yang berarti ’bunga hidup’. Gaya shoka/ seika ini dengan cepat tersebar di tengah masyarakat yang menyebabkan terdesaknya gaya rikka.

Temukan semua

Florist Decoration - Bunga Jakarta - Bunga Kering - Bunga Segar - Florist Jakarta - Florist Bunga dan Florist Decoration: Bunga Jakarta-Bunga Kering&Bunga Segar Florist Jakarta semua ada di 88DB.COM

No comments:

Post a Comment